Kamis, 11 November 2021

Digital Literacy (Definisi, Prinsip, Manfaat, Tantangan dan Contoh Penerapan)

 Halo semuanya! Saya Muhammad Faathir Jabal Rahman dan saya disini akan menjelaskan "Digital Literacy"


        Di era kemajuan teknologi informasi dan tuntutan zaman, kita dituntut untuk bertindak sigap. Apalagi di masa pandemi Covid 19, Anda perlu beradaptasi dengan cepat. Pandemi Covid19 memberikan dampak positif dan negatif di segala bidang kehidupan, termasuk di bidang pendidikan. Kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang biasanya dilakukan secara langsung atau tatap muka di sekolah, kini dilakukan secara online. Perkembangan TIK memberikan dampak yang besar terhadap pembelajaran online ini, dimana internet berperan penting dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran. Saat ini, mahasiswa unggul secara digital di dunia maya. Kemampuan digital mempengaruhi aktivitas belajar siswa belajar di rumah dan terjadilah namanya Digital Literacy


Apa sih Digital Literacy itu?

        Menurut Common Sense Media, digital literacy atau literasi digital merupakan bagian dari media literacy. Digital literacy bukan hanya sekedar kemampuan membaca informasi di media digital, tetapi juga kemampuan untuk mencari, mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi yang didapatkan. Jadi, seseorang dikatakan memiliki kemampuan digital literacy yang baik apabila dia bisa cakap membaca dan mengolah informasi dari beragam media di internet, smartphone, dan sumber digital lainnya.


Pengertian Digital Literacy menurut pendapat para ahli :


1. Digital Literacy Menurut UNESCO

        Definisi UNESCO berarti bahwa literasi adalah seperangkat keterampilan. Baik itu keterampilan kognitif, menulis atau membaca. Dimana semua keterampilan tersebut dapat dikembangkan dan dilatih melalui berbagai jalur. Misalnya melalui penelitian akademis, pengalaman, pendidikan atau nilai-nilai budaya.Menurut UNESCO, konstelasi digital itu sendiri merupakan upaya untuk memahami perangkat teknologi komunikasi dan informasi. Dalam hal ini berupa penguasaan teknologi informasi yang bermuara pada fokus kompetensi teknis pada hakekatnya untuk pengembangan pelayanan publik berbasis digital.


2. Digital Literacy Menurut Merriam Webster

        Berbeda dengan pendapat Merriam Webster yang mengartikan bahwa pengertian literasi sebagai kemampuan melek aksara. Maksud dari melek aksara itu sendiri sebenarnya inti maknanya tidak jauh beda dengan yang diungkapkan oleh UNESCO, yaitu meliputi kemampuan menulis, membaca dan memahami ide.


3. Digital Literacy Menurut Nasional Institute for Literacy

        Pendapat Nasional Institute of Literacy juga berbeda. Menurutnya, literasi merupakan bentuk pemecahan masalah pada berbagai tingkat masalah. Jadi tidak hanya berbicara, menulis dan membaca. Tetapi juga di tempat kerja, tingkat sosial dan keluarga juga disertakan. Seperti yang telah kita lihat, pengetahuan digital itu sendiri benar-benar sesuatu yang dapat dan sering kita temukan setiap hari. Dibandingkan dengan membaca buku, ada lebih banyak orang yang membaca dan menikmati membaca. Meski dalam literasi digital bukan berarti kita selalu penikmat, tapi kita juga bisa menjadi kreator atau penulis.


4. Digital Literacy Menurut Paul Gilster

        Di ambil dari buku yang berjudul Digital Literacy yang terbit pada tahun 1997, ini berarti bahwa digital skill adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan informasi dalam berbagai bentuk. Baik dari sumber perangkat komputer atau ponsel. Tentunya Anda sudah melakukan ini beberapa kali bukan? Bahkan dalam hal-hal kecil, kita bisa langsung mengakses pengetahuan digital lebih cepat daripada mengakses buku secara manual. Selain itu, sekarang mengandalkan Internet yang lebih representatif dan ponsel yang semakin kompleks.         Sehingga kita dapat menyimpan pengetahuan digital tidak hanya di komputer kita tetapi juga di smartphone kita. Ini adalah kecanggihan dan kenyamanan yang disediakan oleh data dan teknologi mutakhir. Dan kini, digital bukan lagi sesuatu yang asing saat ini.


5. Digital Literacy Menurut Bawden

        Sedangkan Bawden menekankan bahwa literasi digital sebenarnya lebih menekankan pada literasi komputer dan literasi informasi. Dimana literasi komputer ini sendiri sudah ada sejak tahun 1980an yang lalu dan baru menyebar luas di tahun 1990an. Dari sinilah perkembangan literasi digital semakin mudah diakses dan semakin tersebar luas. 

        Jadi, dapat disimpulkan bahwa arti literasi digital menurut Bawden sebagai keterampilan teknis dalam mengakses, memahami, merangkai dan menyebarluaskan informasi. Dimana di era millenial seperti sekarang, hal semacam ini sangat akrab sekali. tidak hanya akrab, tetapi sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari.


6. Digital Literacy Menurut Douglas A.J. Belshaw

        Dalam sebuah tesis yang berjudul what is digital literacy? yang ditulis oleh Douglas A.J. Belshaw yang menyatakan bahwa literasi ditigal sebenarnya memiliki beberapa elemen penting untuk meningkatkan dan mengembangkan literasi digital. Elemen tersebut meliputi beberapa poin sebagai seperti kulturan, dimana di elemen ini diperlukan pemahaman ragam kotneks penggunaan dunia digital. 

        Belshaw itu sendiri menyimpulkan bahwa literasi digital sebagai pengetahuan dan kecakapan seseorang dalam memanfaatkan dan menggunakan media digital. Mulai dari menggunakan jarnagan, alat komunikasi hingga bagaimana menemukan evaluasi.


7. Digital Literacy Menurut Mayes dan Fowler

        Menurut Mayes dan Fowler ada prinsip dalam mengembangkan literasi digital secara berjenjang. Pertama kompetensi digital yang menekankan pada keterampilan, pendekatan, perilaku dan konsep. Selain itu juga ada penggunaan digital itu sendiri yang memfokuskan pada pengaplikasian kompetensi digital. Terakhir, adanya transformasi digital yang tentu saja membutuhkan yang namannya inovasi dan kreativitas, sebagai unsur penting dalam digitalisasi.


Mengapa Digital Literacy itu Penting Banget?

        Kenapa bisa penting banget? Karena literasi digital sangat penting untuk memastikan kemampuan kamu bertahan di dunia teknologi yang berubah dengan cepat saat ini. Tanpa pemanfaatan teknologi digital dan pengolahan informasi yang diterima, akan sulit untuk melakukan apapun seperti menemukan hiburan yang membuatmu rileks, meningkatkan produktivitas sehari-hari, dan lain-lain. Bahkan, kamu bisa kesulitan mendapatkan pekerjaan tanpa kemampuan yang satu ini.



Apa saja sih Prinsip - Prinsip Dasarnya?

        Menurut Yudha Pradana dalam Atribusi Kewargaan Digital dalam Literasi Digital (2018), literasi digital memiliki :

  • Pemahaman : masyarakat memiliki kemampuan untuk memahami informasi yang diberikan media, baik secara implisit ataupun eksplisit. 
  • Saling ketergantungan : antara media yang satu dengan lainnya saling bergantung dan berhubungan. Media yang ada harus saling berdampingan serta melengkapi antara satu sama lain. 
  • Faktor sosial : media saling berbagi pesan atau informasi kepada masayrakat. Karena keberhasilan jangka panjang media ditentukan oleh pembagi serta penerima informasi. 
  • Kurasi : masyarakat memiliki kemampuan untuk mengakses, memahami serta menyimpan informasi untuk dibaca di lain hari. Kurasi juga termasuk kemampuan bekerja sama untuk mencari, mengumpulkan serta mengorganisasi informasi yang dinilai berguna.

Apa saja sih Manfaat - Manfaatnya?

Dilansir dari Manfaat Literasi Digital Bagi Masyarakat dan Sektor Pendidikan Pada Saat Pandemi Covid-19 (2020) karya Eti Sumiati dan Wijonarko, literasi digital telah membawa banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat. Manfaat tersebut di antaranya: 

  • Kegiatan mencari dan memahami informasi dapat menambah wawasan individu.
  • Meningkatkan kemampuan individu untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami informasi. 
  • Menambah penguasaan ‘kosa kata’ individu, dari berbagai informasi yang dibaca. 
  • Meningkatkan kemampuan verbal individu.
  • Literasi digital dapat meningkatkan daya fokus serta konsentrasi individu. 
  • Menambah kemampuan individu dalam membaca, merangkai kalimat serta menulis informasi.

Apa saja sih tantangannya?

  • Arus informasi yang banyak
        Artinya masyarakat terlalu banyak menerima informasi di saat yang bersamaan. Dalam hal inilah literasi digital berperan, yakni untuk mencari, menemukan, memilah serta memahami informasi yang benar dan tepat.
  • Konten Negatif 
        Contohnya konten pornografi, isu SARA dan lainnya. Kemampuan individu dalam mengakses internet, khususnya teknologi informasi dan komunikasi, harus dibarengi dengan literasi digital. Sehingga individu bisa mengetahui, mana konten yang positif dan bermafaat serta mana konten negatif.


Apa saja contoh penerapannya?

A. Di Sekolah
  • Komunikasi dengan guru atau teman menggunakan media sosial
  • Mengirim tugas lewat email/aplikasi yang sudah tersedia
  • Pembelajaran dengan cara online yaitu lewat aplikasi maupun web
  • Mencari bahan ajar dari sumber terpercaya di internet
B. Di Rumah
  • Melakukan penelusuran yang positif dengan menggunakan internet
  • Mendengerkan musik dari layanan streaming resmi
  • Melihat tutorial memasak di internet
  • Menggunakan laptop yang tersambung internet untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan
C. Di Masyarakat
  • Menggunakan media internet untuk menggalang dana atau donasi
  • Penggunaan media sosial untuk sarana promosi penjualan
  • Memakai aplikasi meeting rapat untuk RT
  • Menggunakan grup dimedia sosial untuk menyebarkan informasi yang tepat dan akurat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar